BERITASUKABUMI.ID – Kapolres Sukabumi, AKBP Maruly Pardede angkat bicara terkait adanya seorang pelajar SMP Negeri 1 Ciambar berinisial MAP (13) yang ditemukan meninggal dunia saat melakukan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sungai Cileuleuy, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (22/07/23) kemarin.
Maruly mengatakan, bahwa Polsek Nagrak mendapat laporan kejadian ditemukannya jasad korban sekitar pukul 16.54 WIB sore, setelah mendapat laporan tersebut jajaran Polsek Nagrak langsung menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP).
“Bersama dengan unsur Forkopimcam Ciambar kemudian melakukan evakuasi terhadap jasad korban yang tenggelam di Sungai Cileuleuy tersebut,” ujarnya kepada beritasukabumi.id.
Lanjutnya, kemudian dari jajaran unit Reskrim Polsek Nagrak melakukan penyelidikan dalam upaya untuk mengumpulkan informasi terkait kejadian tersebut dan ternyata bahwa korban merupakan bagian dari peserta MPLS dari SMP Negeri 1 Ciambar.
“Korban ditemukan itu berada di Sungai Cileuleuy, Kampung Selaawi, Desa Cibunarjaya, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi dalam kondisi sudah meninggal dunia,” jelasnya.
Menurutnya, dari keterangan yang di peroleh dari 3 saksi, yaitu salah satunya dari pihak panitia bahwa kegiatan MPLS SMP Negeri Ciambar itu diikuti oleh 120 siswa baru.
“Iya, dimana waktu akhir pelaksanaan MPLS mereka melakukan hiking atau jalan kaki, dimasa akhir kegiatan MPLS tersebut yaitu sekitar pukul 11.00 WIB dan melakukan mandi di Sungai Cileuleuy,” bebernya.
Namun saat pelaksanaan sudah selesai dan mereka mau kembali ke sekolah, semua siswa diabsen terlebih dahulu. Ternyata jumlah siswa tersebut kurang satu.
“Akhirnya pihak panitia melakukan penyisiran di lokasi tersebut dan akhirnya jasad korban di temukan 4 kilo meter dari lokasi saat mereka mandi,” jelasnya.
Masih kata Maruly, bahwa penanganan kejadian kecelakaan ini, kini sudah diambil alih dan ditangani oleh Satreskrim unit PPA Polres Sukabumi guna penyelidikan lebih lanjut.
“Tim sudah kami bentuk guna penyelidikan, apakah ada dugaan pidana, baik itu unsur kelalaian atau ada unsur kesengajaan dan data awal dari Polsek Nagrak nanti kita akan kembangkan untuk memeriksa saksi-saksi yang lainnya,” ungkapnya.
Maruly mengimbau untuk kegiatan- kegiatan MPLS atau masa orientasi siswa sebaiknya dilakukan kegiatan-kegiatan yang lebih positif, karena situasi di alam atau di luar sekolah tidak bisa diprediksi dan sebaiknya kegiatan MPLS dilakukan di internal sekolah saja.
“Kita akan berkoordinasi dengan dinas terkait dan sekolah-sekolah untuk tidak ada lagi kegiatan-kegiatan MPLS yang serupa, yang sifatnya ada kecenderungan kerawanan pada siswa MPLS tersebut,” pungkasnya.
Reporter: Usep Suherman
Redaktur: Yanto